Iklan
Berita

SMK Salafiyah Kajen Pati Siap Salurkan Alumni Kerja di Jepang

pcnupati.or.id- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Salafiyah Kajen, Margoyoso, Pati, menggelar seleksi bagi para alumni untuk bekerja di Jepang melalui kerja sama dengan PT Japindo. Seleksi ini dilakukan langsung di sekolah pada Rabu (16/7/2025) dengan tim penguji dari Jepang.

Kepala SMK Salafiyah Kajen, Erni Sofa Nugraha, mengungkapkan bahwa kerja sama antara SMK Salafiyah dan PT Japindo sudah berlangsung selama 2 tahun. Di mana, PT Japindo telah mengirimkan sensei-sensei (guru) untuk mengajar bahasa Jepang di sekolah secara gratis. Siswa SMK Salafiyah mendapatkan mata pelajaran bahasa Jepang selama 2 jam setiap minggunya.

“Jadi setiap hari Sabtu anak-anak dalam Intrakurikuler mendapatkan mata pelajaran bahasa Jepang selama dua jam. Itu dengan sensei dari PT Japindo,” kata dia saat ditemui di SMK Salafiyah Kajen, Kamis (17/7/2025).

Iklan

Ia menjelaskan, pada saat seleksi, para alumni dites menjahit dan wawancara secara daring via zoom oleh tim penguji dari Jepang. Dari beberapa yang mengikuti seleksi, hanya 7 orang yang berhasil lolos.

“Yang seleksi usianya minimal 18 tahun. Jadi ini alumni yang ikut. Seleksinya ketat, kemarin kami melihat langsung ternyata pengujinya sangat detail. Menjahit misalnya, itu ada standarnya. Selain itu wawancara dilaksanakan langsung secara zoom dari Jepang,” ungkap Erni.

Menurut Erni, PT Japindo mempunyai jaringan dengan perusahaan-perusahaan di Jepang, dan saat ini perusahaan di sana sedang membutuhkan tenaga kerja pada sektor Garmen.

“Karena kita punya jurusan yang sesuai yaitu tata busana khusunya di Garmen, jadi PT Japindo mengadakan seleksi di sini,” tutur dia.

Menurut Erni, PT Japindo memilih SMK Salafiyah sebagai tempat tes seleksi karena sekolah ini memiliki peralatan yang memadai. “Peralatan kita sudah standar perusahaan, sehingga sangat cocok untuk melakukan seleksi ini,” ucap dia.

Erni berharap, kerja sama yang terjalin ini dapat memberikan kesempatan bagi alumni untuk mendapatkan pengalaman kerja di Jepang, sehingga mereka dapat ningkatkan perekonomian keluarga.

Ia juga menyebut ada beberapa kasus yang terjadi, yakni orang tua alumni tidak memberikan izin anaknya untuk bekerja di Jepang lantaran faktor jarak yang dinilai terlalu jauh. Erni berharap, mindset para orang tua alumni bisa berubah, yaitu mengizinkan sang anak berkembang di mana pun tempatnya.

“Harapannya nanti orang tua semakin terbuka. Jadi kerja nggak harus dekat, biarkan mereka berkembang mendapatkan wawasan dan pengalaman. Apalagi pihak perusahaan sudah menjelaskan bahwa tempat kerja di sana aman bagi mereka,” tandas dia. (Angga/LTN).

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button