Berita
Ngaji Bareng Lakpesdam NU Pati
Pati. Pengurus Lakpesdam NU Pati mengadakan Ngaji bareng dengan membedah Kitab Risalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan mendatangkan narasumber lulusan Sudan yaitu Taufiq Zubaidi, M.A bertempat di Darul Hadlonah-Waturoyo, 3/8 kemarin malam.
“Mulai per Agustus ini mempunyai agenda baru yaitu ngaji bareng, lebih tepatnya bedah buku-buku yang berkaitan dengan NU, Aswaja dan pemikiran Islam atau buku-buku yang membahas isu terkini. Agenda kegiatan tersebut akan dilaksanakan setiap bulan sekali dan keliling ke rumah-rumah pengurus Lakpesdam, sekaligus untuk silaturrahmi,”jelas Andi Irawan selaku ketua Lakpedam NU Pati.
Andi menambahkan tema besar yang di ambil kali ini yaitu berguru kepada Hadrotus Syaikh Hasyim Asy’ari Rodliyallahu anhu, karena kita mengawali rutinan bedah buku ini harus di mulai dari pendiri Nahlatul Ulama yaitu KH. Hasyim Asyiari dengan harapan mendapatkan keberkahan ilmu dan mendapatkan ridho dari kiai-kiai terdahulu yang ikut mendirikan Jami’iyyah Nahdlatul Ulama.
“Tujuan didirikannya Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) adalah untuk memperjuangkan dan membentengi ajaran Ahlussunnah wal-Jama’ah (Aswaja). Ahlussunnah wal-Jama’ah adalah alfirqoh anNajiyah. Sebuah kelompok yang dijanjikan selamat oleh Kanjeng Nabi shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana disebut dalam sebuah hadits yaitu golongan yang senantiasa berpegang teguh ajarannya Kanjeng Nabi shallallhu alaihi wasallam dan para sahabatnya rodliyallahu anhum. Lebih khususnya lagi ciri ASWAJA adalah mereka yang berpegang teguh kepada al-Qur’an, hadits, ijma’, dan qiyas,”jelas Taufiq Zubaidi selaku pemateri.
Lebih mengkrucut lagi ASWAJA ala Nahdliyyin telah dirumuskan beberapa konsep yang jelas dan dilandasi dengan dalil-dalil yang qath’i. Adapun diantara konsep yang terkandung dalam ajaran Aswaja yaitu, tawasut, tasamuh, tawazun, dan amar ma’ruf nahi mungkar.Yang dimaksud tawasuth (moderat), adalah sebuah sikap keberagamaan yang tidak terjebak terhadap hal-hal yang sifatnya ekstrim.Tasamuh, sebuah sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang menerima kehidupan sebagai sesuatu yang beragam. Tawazun (seimbang), adalah sebuah keseimbangan keberagamaan dan kemasyarakatan yang bersedia menghitungkan berbagai sudut pandang, dan kemudian mengambil posisi yang seimbang proporsional, pungkasnya.(N)